Indonesia Angkat 3 Concrete Deliverables dalam World Water Forum Ke-10

waktu baca 3 menit
Selasa, 16 Apr 2024 20:30 0 137 hijubir

Indonesia jadi tuan rumah world water forum ke-10, di Bali(Dok. World Water Forum)

INDONESIA akan menjadi tuan rumah forum sektor air terbesar di dunia yakni World Water Forum ke-10 pada 18-25 Mei 2024 di Bali. Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja menyampaikan, ada tiga concrete deliverables yang akan diangkat Indonesia dalam forum tersebut.

Pertama, Indonesia akan mengusulkan pembentukan pusat keunggulan ketahanan air dan iklim atau centre of excellence for water and climate resilience.

“Kenapa water and climate resilience, karena urusan air ini semakin dekat dengan urusan perubahan iklim. Kita lihat banjir, kekeringan, polusi, dan sebagainya, too much too dirty too little,” ujar Endra dalam media briefing secara daring, Selasa (16/4).

Baca juga : World Water Forum 2024 Bahas Strategi Jaga Kualitas Air

Kedua, Indonesia akan mengarusutamakan pengelolaan sumber daya air terpadu untuk pulau-pulau kecil.nMenurut Endra, pulau-pulau kecil (small islands) ini rentan terhadap kelangkaan air.

“Negara-negara Pasifik sangat punya kepentingan di sini karena selain langka air juga terancam hilang dari peta dunia karena ada pengaruh perubahan iklim terutama dari sisi kenaikan muka air laut,” jelasnya.

Ketiga, Indonesia akan mengusulkan World Lake Day atau Hari Danau Sedunia untuk masuk ke dalam UN general assembly resolutions. Endra menyebut hal itu telah menjadi concern bersama dari banyak negara karena danau merupakan ekosistem alami dengan biodoversitas yang beraneka ragam.

Baca juga : Indonesia Hadirkan Tata Kelola Air Pamsimas dan Sanimas di World Water Forum 2024

Selain itu, katanya, danau juga menjadi sumber air baku, bahkan sumber energi, termasuk untuk pengendali banjir yang sudah disediakan oleh alam. Nyatanya, banyak danau di dunia rusak, tercemar, bahkan hilang, termasuk di Indonesia.

“Sehingga kita perlu menyelamatkan danau-danau dari kepunahan. Di Jakarta misalnya banyak situ-situ yang hilang karena tekanan urbanisasi dan sebagainya,” jelasnya.

Di samping tiga hal tersebut, kata Endra, akan ada concrete deliverables berbentuk program/project new initiatives berkaitan dengan air. “Ini bisa sifatnya bilateral, dengan negara-negara tertentu, juga bisa bersifat multilateral misalnya dengan Bank Dunia, ADB, Unesco,” katanya.

Baca juga : Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah World Water Forum 2024

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong menyebut World Water Forum 2024 akan menghadirkan kurang lebih 30 ribu peserta dari 172 negara partisipan. “Ini banyak sekali, melampaui G20,” ujarnya.

Menurut Usman forum yang mengangkat tema Water for Shared Prosperity (Air untuk Kesejahteraan Bersama) ini menjadi penting ketika dunia sedang terancam krisis air.

“Ada negara-negara yang penduduknya kesulitan mendapat air tetapi di negara lain air berlimpah. Ini sebuah problem yang perlu diselesaikan di level dunia. Ini memerlukan kebijakan politik dari pimpinan negara,” paparnya.

Baca juga : Menyongsong World Water Forum Ke-10, Bali, 18-25 Mei 2024 Air untuk Kesejahteraan

Pada forum tersebut, lanjutnya, Indonesia akan berbagi pengalaman mengelola air. “Indonesia misalnya nanti akan memberikan showcase bagaimana kita menangani Citarum, bagaimana sistem pengairan pertanian di Bali dengan sistem irigasi subak, bagaimana Indonesia membangun bendungan, embung, dan sebagainya untuk persediaan air,” paparnya.

Indonesia dianggap sebagai negara yang cukup sukses dalam mengelola air. Mengutip pernyataan Presiden World Water Council Loïc Fauchon Usman menyebut Indonesia memiliki banyak contoh baik tetapi masih merendah. “Padahal Indonesia bisa sharing pengalaman dengan negara-negara lain bagaimana kita mengelola air,” katanya.

“Tentu masih ada problem juga di Indonesia di beberapa tempat masih kekurangan air. Jadi kita pun bisa belajar dari negara lain bagaimana kita menangani persoalan-persoalan air,” pungkasnya. (Z-10)

hijubir